SEHATKAH PENCERNAAN ANDA?

Gangguan Saluran cerna masih menjadi keluhan yang sering ditemukan dalam perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan. Dispepsia merupakan suatu sindroma berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa penuh/begah. Faktor-faktor yang mempengaruhi dispepsia meliputi ketidakteraturan makan, makanan atau minuman iritatif, tingkat stres, aktivitas sehari hari. Perubahan gaya hidup sedenterian, kesibukan para generasi milenial sering memicu ketidak teraturan pola makan, cenderung menyukai makanan cepat saji, sering mencoba menu ekstrim dan menambahkan beberapa penguat rasa dan kurang mengindahkan higienitas sajian. Dispepsia bukanlah sebuah diagnosis, melainkan sebuah sindrom yang harus dikenali penyebabnya. Berdasarkan penyebabnya, dispepsia dapat dibedakan menjadi dua yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Pada dispepsia organic, terdapat ketidaknormalan pada saluran cerna seperti tukak lambung, tukak usus duabelas jari, GERD (gastroesophageal reflux disease) atau kanker. Pada dispepsia fungsional dirasakan nyeri, tetapi tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik maupun pada pemeriksaan penunjang seperti endoskopi.

Beberapa modalitas tersedia sebagai pemeriksaan penunjang keluhan saluran cerna, termasuk endoskopi disertai biopsi jika diperlukan. Pemeriksaan Endoskopi Gastrointestinal memungkinkan untuk melihat bagian dalam traktus gastrointestinal. Endoskopi dilakukan dengan endoskop, yaitu alat berbentuk selang kecil dan lentur yang dilengkapi dengan kamera pada bagian ujungnya. Kamera tersebut akan disambungkan ke monitor untuk memproyeksikan gambar yang ditangkap. Pemeriksaan ini dapat menggunakan alat endoskopi yang kaku (rigid) maupun yang fleksibel. Endoskopi yang fleksibel ada sejak sekitar tahun 1960-an dan ditandai sebagai lahirnya endoskopi modern. Dengan adanya endoskopi fleksibel ini menungkinkan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh dibandingkan dengan yang kaku. Pada tahun 1970-an diameter alat endoskopi yang kecil memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan endoskopi pada pasien dewasa maupun  anak-anak.

Endoskopi terdiri atas dua tipe pemeriksaan sesuai kebutuhan pasien, yaitu gastroskopi dan kolonoskopi. Gastroskopi, yang dikenal sebagai endoskopi saluran cerna atas adalah prosedur di mana dokter menggunakan gastroskop untuk melihat ke dalam kerongkongan, lambung dan usus bagian atas. Kolonoskopi merupakan penggunaan kolonoskop untuk melihat saluran dalam usus besar, meliputi rektum dan usus besar.

Keganasan kolorektal merupakan salah satu dari tiga keganasan penyebab kematian tertinggi di dunia, namun dapat dideteksi secara dini dan dicegah melalui skrining. Beberapa pedoman merekomendasikan skrining dengan metode berbasis feses dan visualisasi langsung dengan kolonoskopi. Endoskopi dapat membantu penegakkan diagnosis keganasan kolon tanpa pembedahan, sekaligs menyingkirkan diagnosis lain dengan tehnik cromoendoskopi dan EMR tanpa laparatomi sehingga waktu pemulihan dapat lebih cepat dengan komplikasi yang minimal.

UNIT ENDOSKOPI RST TK. II DR. SOEDJONO MAGELANG

Unit Endoskopi RST Tk. II dr. Soedjono Magelang mulai beroperasi sejak 28 Agustus 2014 dengan penanggung jawab dr. Nuryanto, Sp. PD menggunakan alat Endoskopi Merk Pentax dengan type EPXi tahun pembuatan/perakitannya 2012. Pada tahun 2017, dr. Nuryanto Sp. PD dipindahkan satuan kerja sehingga kegiatan pelayanan endoskopi di RST Tk. II dr. Soedjono Magelang sempat terhenti hingga dr. Tatag Primiawan, Sp. PD., FINASIM sebagai pengganti dokter penanggung jawab melaksanakan kembali pelayanan pemeriksaan Endoskopi mulai tahun 2019 hingga sekarang.

Rekapitulasi jumlah tindakan endoskopi pada RST Tk. II dr. Soedjono Magelang adalah sebagai berikut :

Tindakan/Tahun201420152016201720182019202020212022 s.d Agustus
GASTROSKOPI1372742673132103127103
KOLONOSKOPI18534936275640
JUMLAH1553273163168130183143